Memaknai Qurban dalam Kehidupan
Kata qurban itu berasal dari bahasa Arab, yaitu qaraba-yuqaribu-qurbanan-qaribun yang artinya dekat. Makna kurban dalam istilah di sini berarti kita berusaha menyingkirkan hal-hal yang dapat menghalangi upaya mendekatkan diri kita pada Allah SWT.
Penghalang mendekatkan itu bisa dalam berbagai bentuknya, seperti ego, nafsu, cinta kekuasaan, cinta harta benda dan yang lainnya secara berlebihan. Pada hari raya Idul Adha, bagi umat Muslim yang mampu dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban sebagai bentuk pengabdian dan sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Qurban salah satu ajaran dalam agama Islam yang memiliki kaitan erat dengan ibadah haji. Qurban dilaksanakan pada hari raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah, bulan terakhir dalam kalender Islam. Hewan qurban yang biasanya digunakan adalah domba, kambing, sapi, atau unta. Hewan-hewan ini harus memenuhi syarat tertentu, baik dari segi umur, kesehatan, dan kebersihan. Daging hewan kurban yang disembelih kemudian dibagi-bagikan kepada keluarga, tetangga, dan juga orang-orang yang membutuhkan.
Dalam konteks Idhul Adha, ibadah qurban memiliki makna yang mendalam bagi umat Islam. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, qurban juga mengandung nilai sosial dan kepedulian terhadap sesama. Melalui qurban, umat Muslim diajarkan untuk berbagi rezeki dengan orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung.
HIKMAH
“Sesungguhnya sah atau tidak suatu amal, tergantung pada niatnya. Dan yang dianggap bagi setiap orang adalah apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang berhijrah semata-mata karena taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya diterima oleh Allah dan Rasulnya. Dan barang siapa yang hijrah karena keuntungan dunia yang dikejarnya, atau karena perempuan yang akan dikawininya, maka hijrahnya terhenti pada apa yang ia niati.” (H.R. Bukhari, Muslim).
Begitu pula hakikat dalam implementasi ibadah qurban.
Ada dua peristiwa penting yang secara serempak dilakukan umat Islam di dunia bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha. Pertama, pelaksanaan ibadah haji dan yang Ke dua, ibadah qurban.
Ibadah dengan menyembelih hewan qurban pada hakikatnya adalah bentuk ekspresi keimanan dan ketakwaan atas perintah Allah SWT. Pengamalan qurban ini bersifat ta’abbudi dan harus sesuai dengan petunjuk Allah dan rasul-Nya, sehingga kita senantiasa mendapat hikmah dari ibadah ini, seperti:
- Bentuk Ketakwaan. Memang secara fisik yang disembelih adalah hewan qurbannya, tetapi hakikat yang sampai pada-Nya adalah bentuk ketakwaan.
- Rasa syukur nikmat kepada Allah SWT. Ibadah qurban yang dilakukan kaum muslimin pada hakikatnya adalah bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan. Mengapa demikian? Allah SWT telah menginstruksikan kepada manusia khususnya orang Islam untuk mengungkapkan rasa syukur nikmatnya dengan istilah Tahadduts bin ni’mah.
- Ungkapan simpati/empati dengan sesama manusia. Ibadah qurban yang dilakukan kaum muslimin mempunyai dua dimensi pokok, yaitu dimensi vertikal atau hubungan dengan Allah SWT sebagai landasan iman dan takwa, serta dimensi horizontal atau hubungan dengan sesama manusia sebagai bentuk nyata hubungan sosialnya.