Edukasi ZIS
Safar Bukan Bulan Sial! Safar Bulan Bahagia dan Kemenangan

Safar Bukan Bulan Sial! Safar Bulan Bahagia dan Kemenangan

“Jangan menyelenggarakan acara di bulan Safar. Karena Safar bulan penuh bala.”

Sahabat, pernahkah mendengar ucapan seperti di atas?

Ya! Memasuki bulan Safar 1446, ternyata masih ada sebagian orang yang menganggap bahwa bulan ini merupakan bulan sial yang penuh dengan musibah dan keburukan. Tegas saja kalangan ulama membantah anggapan ini, bahkan hingga Rasulullah SAW pun membantahnya.

 

Mitos atau anggapan bahwa Safar adalah bulan penuh kesialan, tidak lepas dari tradisi orang-orang Arab pada masa jahiliyyah yang memiliki keyakinan di bulan ini akan datang penuh cobaan bahkan mereka menganggap bulan Safar sebagai Shafarul Khair (kosong dari kebaikan). Padahal kata Safar sendiri berasal dari Bahasa Arab ‘shifr’ yang berarti kosong atau pergi. Dikutip dari laman mui.or.id, makna ‘kosong’ di sini merujuk pada kebiasaan masyarakat Arab dahulu yang terbiasa bepergian meninggalkan rumah untuk mengumpulkan makanan atau keperluan perang. Namun, sebagian orang Arab pada masa itu mengartikan Safar sebagai sejenis penyakin dalam perut, berbentuk ulat besar yang mematikan.

 

Sahabat, keyakinan tersebut kiat terkikis seiring dengan datangnya ajaran Islam. Karena Islam mengajarkan tidak ada hari, bulan, tahun, atau waktu sial. Tentunya Islam mengajarkan segala sesuatu terjadi atas izin dan kehendak-Nya. Rasulullah SAW dengan tegas bersabda:

 

“Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak benar ada thirayah (mengaitkan nasib buruk denga apa yang dilihat atau didengar), tidak benar adanya burung yang menunjukkan ada anggota keluarga yang mati, dan tidak benar beranggapan adanya nasib sial di bulan Safar.” (HR. Bukhari: 5316)

 

Sahabat, keyakinan bahwa bulan Safar adalah bulan kesialan bukanlah bagian dari ciri-ciri orang beriman. Karena orang beriman akan memahami segala segala rahasia dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi ini merupakan kehendak Allah SWT dan terjadi atas seizin-Nya.

 

Mitos Bulan Safar di Indonesia

Namun, keyakinan bahwa bulan Safar adalah bulan sial menyebar sampai ke Indonesia bahkan hingga kini masih ada sebagian masyarakat yang meyakininya. Kita sering mendengar bahwa ketika bulan Safar tidak boleh menyelenggarakan pernikahan karena khawatir akan adanya musibah atau bala yang menimpa seperti gagalnya usaha yang akan menyebabkan kekurangan finansial setelah menikah.

 

Maka, perlu kita pahami kembali bahwa hukum menikah di bulan Safar menurut Islam sangat diperbolehkan. Tidak ada larangan dalam Islam untuk melakukan akad nikah atau walimah di bulan Safar. Karena seperti bulan-bulan lainnya, Safar memiliki kebaikan tersendiri. Bahkan sebagian ulama menyebut bulan Safar sebagai Shafarul Khair (bulan yang memiliki banyak kebaikan).

 

Demikian penjelasan mengenai bulan Safar yang memiliki kebaikan di dalamnya seperti bulan-bulan lain. Jadi, yuk ajak kerabat kita yang masih meyakini kesialan di bulan ini untuk mulai memahami dan percaya bahwa segala sesuatu datang atas izin Allah SWT dan Safar bukanlah bulan penuh kesialan.

Mari jadikan setiap bulan menjadi berarti, karena berarti atau tidak adalah bagaimana kita membuatnya berarti atau tidak. Yuk buat hari-hari sahabat lebih berarti dengan tetap berbagi untuk adik yatim bersama Assyifa Peduli di https://bit.ly/Bahagiabersamayatim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *