Qurban Sebagai Sarana Mendekatkan Diri kepada Allah SWT
Allah SWT telah mensyariatkan qurban dengan firman-Nya, “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus.” (Al-Kautsar: 1-3)
Qurban dalam konteks agama Islam adalah ibadah yang dilakukan oleh umat muslim sebagai bentuk pengorbanan kepada Allah SWT. Tradisi qurban umumnya melibatkan penyembelihan hewan tertentu, seperti domba, sapi, atau kambing, dan dagingnya dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
Qurban mengajarkan anak untuk berbagi dan mengungkapkan rasa syukur. Keluarga yang diberikan rezeki lebih dari Allah dan mampu berqurban, diajarkan untuk berbagi kepada orang yang kurang mampu. Tidak hanya orang kaya atau orang yang mampu membeli daging, tapi semua bisa menikmati daging. Qurban juga menunjukkan rasa syukur kita terhadap nikmat yang telah Allah limpahkan kepada kita. Bukan mengajarkan kesombongan, tapi lebih mengajarkan anak untuk dapat memberikan sebagian rezekinya untuk orang lain.
Makna Berqurban
Ibadah qurban yang dilakukan dengan cara menyembelih hewan qurban pada hakikatnya adalah bentuk cinta, keimanan, dan ketakwaan atas perintah Allah SWT. Pengamalan qurban ini bersifat ta’abbudi dan harus sesuai dengan petunjuk Allah dan rasul-Nya. Memang secara fisik yang disembelih adalah hewan qurbannya, tetapi hakikat yang sampai pada-Nya adalah bentuk ketakwaan. Hikmah yang kedua adalah rasa syukur nikmat kepada Allah SWT. Ibadah qurban yang dilakukan kaum muslimin pada hakikatnya adalah bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan. Hikmah yang ketiga adalah qurban sebagai ungkapan simpati/ empati dengan sesama manusia. Ibadah qurban yang dilakukan kaum muslimin mempunyai dua dimensi pokok, yaitu dimensi vertikal atau hubungan dengan Allah SWT sebagai landasan iman dan takwa, serta dimensi horizontal atau hubungan dengan sesama manusia sebagai bentuk nyata hubungan sosialnya.
Sebagaimana sejarah Nabi Ibrahim yang sangat mencintai anaknya, Nabi Ismail. Hingga Allah SWT menguji Nabi Ibrahim terhadap kecintaannya untuk diqurbankan sebagai wujud ketaatan pada perintah Allah SWT.
Setiap sesuatu yang dicitai manusia, dan kecintaannya kepadas esuatu itu dapat membelenggu manusia untuk bertakwa kepada Allah SWT.
Maka, besar harapan kami bahwa momentum Idul Adha 1444 H dapat menjadi refleksi keimanan kita dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah qurban. Insyaa Allah Assyifa Peduli memfasilitasi Sahabat yang berniat menunaikan ibadah qurban dengan mengakses laman https://aksipeduli.id/pgdonate-221-w_4137_tebar-kebahagiaan-qurban-1444-h.html