
Ketika Hidup Berubah Karena Zakat
Saya lahir dari keluarga yang sangat sederhana, jauh di pelosok kampung di daerah Gunung Halu. Dulu, kata kuliah atau kampus hanya saya dengar dari sinetron yang sering ditonton ibu di malam hari. Rasanya itu sesuatu yang jauh sekali dari jangkauan. Namun siapa sangka, zakat mengubah arah hidup saya dan keluarga.
Berkat zakat, saya mendapat beasiswa sejak SLTA dari salah satu lembaga amil zakat nasional di Gegerkalong. Dari sana, pintu mimpi saya terbuka lebar. Anak kampung yang dulu hanya bisa membayangkan kuliah lewat layar televisi, akhirnya bisa merasakan duduk di bangku perkuliahan. Anak kecil itu, kini tumbuh dengan banyak harapan dan cita-cita, semua berawal dari kebaikan zakat.
Semasa SMA dan kuliah, saya pun tak pernah jauh dari dunia filantropi. Saya aktif sebagai relawan di beberapa kegiatan lembaga berbasis masjid kampus di Bandung. Dari situ saya mulai sadar, zakat ternyata bukan hanya soal pendidikan atau bantuan ekonomi saja, tetapi luas sekali dampaknya. Ada kehidupan yang berubah, ada keluarga yang bangkit, dan ada masa depan yang diselamatkan.
Hingga akhirnya, pada Januari 2019, saya mengambil langkah baru: menjadi amil zakat secara profesional. Saat itu saya mengikrarkan diri, dari yang sebelumnya penerima manfaat, kini ingin menjadi jalan agar orang lain bisa merasakan manfaat. Sampai hari ini, saya masih bersyukur bisa berperan sebagai penghubung: membantu umat Islam menunaikan rukun Islam ketiga, lalu mengantarkannya kepada mereka yang berhak.
Dari sekian banyak program, yang paling berkesan bagi saya adalah ketika mengelola program pendidikan dan beasiswa. Melihat anak-anak dengan cita-cita besar, tapi terbatas secara ekonomi, kemudian mendapat kesempatan belajar dan berkembang itu kebahagiaan tersendiri.
Saya masih ingat, suatu kali melihat sebuah story WhatsApp dari alumni beasiswa. Ia yang dulu berasal dari keluarga penerima zakat, kini sudah bekerja di perusahaan besar. Saya coba sapa dan ucapkan selamat. Jawabannya bikin hati saya benar-benar hangat:
“Kak, makasih banget ya. Sekarang aku bisa seperti ini juga salah satunya karena peran kakak waktu ngebina di beasiswa.”
Kalimat sederhana itu rasanya lebih berharga daripada apapun. Saat itulah saya benar-benar merasakan bahwa peran seorang amil bisa nyata dampaknya, dan kebahagiaan itu sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Maka, jika ditanya apa dampak dari zakat? Saya bisa menjawab: dampaknya adalah saya dan jutaan penerima manfaat lain yang hidupnya berubah karena kebaikan orang-orang dermawan. Dari setiap rupiah yang dititipkan, tumbuh harapan, terbuka jalan meraih cita-cita, dan lahirlah kebahagiaan. Inilah bahagianya merayakan dampak zakat, infak, dan sedekah.
(tulisan: Ikhsan Nuryamin – Amil Zakat LAZ Assyifa Peduli)