
Merayakan Dampak dan Kebahagiaan Hingga Pedalaman
Pada tahun 2021, saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus menjadi ibu rumah tangga. Rasanya bayangan untuk bisa kembali bekerja menjadi jauh dan saya kehilangan peluang. Namun, siapa sangka 2 bulan kemudian sebuah lembaga filantropi memberikan saya kesempatan untuk menjadi amil khususnya di bidang penulisan. Alhamdulillah, hingga kini saya bisa bekerja jarak jauh sebagai amil di LAZ Assyifa Peduli.
LAZ Assyifa Peduli adalah lembaga filantropi di Kabupaten Subang. Assyifa Peduli menyalurkan amanah donatur melalui program-program luar biasa yang tercermin dalam 5 Pilar Assyifa Peduli, yaitu pendidikan, kesehatan, dakwah, sosial, dan ekonomi.
Berbekal hobi menulis, saya bekerja sebagai amil fokus di bidang penulisan seperti copywriting, content writing, dan penaskahan lainnya. Pada awalnya saya mengira bahwa menjadi penulis di lembaga filantropi adalah pekerjaan yang sama seperti sebelumnya. Namun lebih dari itu, melalui kisah-kisah menyentuh para penerima manfaat, saya menyadari bahwa pekerjaan ini bukan sekadar menulis kisah untuk menggugah hati donatur. Tapi juga merupakan perjalanan batin, bagaimana diri ini bisa memaknai kehidupan hingga bisa bermanfaat dan menjadi perantara kebaikan bagi sesama.
Penyaluran Pertama yang Berkesan
Idul Adha tiba, setelah beberapa bulan memproduksi tulisan dan ajakan berdonasi, saya berkesempatan untuk menyalurkan amanah Sahabat Peduli melalui program Qurban di Pedalaman. Pada saat itu saya bersama tim menjadi bagian dari penyaluran daging qurban di sebuah wilayah pedalaman Subang, yaitu Kampung Bukanagara.
Untuk mencapai Kampung Bukanagara, tim membutuhkan waktu 2 jam dari jalanan utama dengan kondisi jalan menanjak, berbatu, dan berkabut karena lokasinya di daerah pegunungan. Kanan kiri hutan dan tebing, sesekali kami bertemu dengan warga sekitar yang bekerja sebagai petani.
Sesampainya di sana, kami telah ditunggu warga dan disambut oleh anak-anak. Mereka bersemangat melihat hewan qurban yang juga ikut bersama rombongan kami dengan kendaraan berbeda.
Penyembelihan hewan qurban kami lakukan di lokasi dan langsung membagikan kepada warga setempat. Namun, ada sesuatu yang membuat saya sedikit terkejut ketika saya bertanya kepada salah seorang penerima, “Sudah mendapat daging, Mak?” tanya saya.
Beliau menjawab, “Belum, Neng. Di sini kan tidak ada yang berqurban. Alhamdulillah Emak berterima kasih sudah berbagi daging ke Emak.”
Ternyata sudah beberapa tahun di kampung ini tidak ada yang berqurban, sehingga warga hanya bisa menunggu pemberian dari siapa saja. Ketika mengetahui Assyifa Peduli akan melakukan penyaluran qurban di Kampung Bukanagara, warga sangat berbahagia dan menyambut dengan baik.
Penyaluran pertama ini membuat hati saya tersentil. Bagaimana tidak, selama ini yang saya tahu setiap wilayah melaksanakan penyembelihan hewan qurban. Namun ternyata masih ada daerah yang tidak ada orang berqurban di tempatnya dan banyak saudara muslim yang bisa merasakan daging hanya saat Idul Adha. Sehingga, daging menjadi hal yang mewah untuk mereka di sana.
Ini adalah sebagian potret kehidupan di pedalaman daerah Kabupaten Subang. Sangat memungkinkan banyak pula daerah-daerah lain mengalami hal yang sama. Maka, melalui Assyifa Peduli yang juga menyalurkan kebaikan hingga seluruh pelosok Indonesia dan mancanegara, saya sangat bahagia bisa menjadi jembatan dalam menebarkan manfaat kepada mereka.
Penyaluran pertama ini menjadi salah satu hal berkesan dan membuat saya sangat bersyukur menjadi bagian dari LAZ Assyifa Peduli. Hingga penyaluran-penyaluran lainnya membuat saya semakin yakin bahwa menjadi amil adalah suatu kehormatan dan kesempatan yang tidak bisa didapatkan oleh semua orang.
Pengalaman Berharga Menjadi Amil LAZ Assyifa Peduli
Bukan waktu yang singkat perjalanan LAZ Assyifa Peduli dalam berbagi. Karena sebagai lembaga filantropi, Assyifa Peduli memastikan bukan hanya sekadar memberi, tapi juga bisa menumbuhkan kesejahteraan dan menghadirkan kebahagiaan bukan hanya untuk penerimanya, namun juga untuk Sahabat Peduli yang telah menitipkan amanahnya kepada Assyifa Peduli.
Sebagai lembaga sosial daerah, awalnya Assyifa Peduli hanya bisa merayakan dampak di lingkungan sekitar. Tidak luas cakupannya. Namun, selangkah demi selangkah bersama Assyifa Peduli saya belajar, lalu bergabung dengan organisasi atau komunitas yang mewadahi lembaga sosial atau filantropi. Dengan berharap dapat melebarkan sayap, meluaskan kebaikan hingga bisa merayakan dampak bersama seluruh umat di dunia.
Di sini, saya banyak belajar dari para amil pendahulu bagaimana semangatnya mereka berbagi dan menebarkan manfaat untuk sesama tanpa berharap balas jasa. Mereka meyakini bahwa semua ini akan menjadi bekal untuk meraih surga Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Maka, setiap kata yang tertuang, setiap tulisan yang diterbitkan, dan setiap kisah yang dibagikan, saya berharap dapat menjadi jembatan untuk kita bersama merayakan dampak. Walaupun donasi yang terkumpul bukan dari diri pribadi, saya selalu merasa berarti karena melalui uluran tangan Sahabat Peduli dapat menjadi jembatan bagi mereka yang membutuhkan.